Jumat, 12 Juni 2009

MEGA PROYEK PERKOTAAN : Tak Selalu Jadi Ancaman Perkampungan Kota

SEMARANG - Dr Ir Sudarmawan Juwono MT, Dosen Universitas Bung Karno Jakarta yang juga pegawai PT Pos Indonesia Jakarta tercatat sebagai lulusan pertama program Doktor (S3) Teknik Arsitektur dan Perkotaan Undip. Di hadapan tim penguji ujian Doktor terbuka yang diketuai Rektor Undip Prof Dr dr Susilo Wibowo MS Med SpAnd, di kampus Pascasarjana Undip, Sudarmawan berhasil mempertahankan disertasi berjudul "Kampung Kuningan di Kawasan Mega Kuningan Jakarta" dengan hasil lulus cumlaude IPK 3,77.

Di depan Promotor Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, DEA dan dua Co-Promotor (Prof. Dr. AM Djuliati Suroyo dan Dr. Ir. Joesron Alie Syahbana, MSc) dan Tim Penguji, Sudarmawan memaparkan hasil penelitian tentang ekologi, desain kota, rancangan dan sosial ekonomi yang dilakukan di kawasan Kampung Kuningan Jakarta yang selama 9 tahun ini seakan "terhimpit" oleh mega proyek Mega Kuningan, namun tetap bertahan dan bisa bersinergi baik.


“Sekarang ini di berbagai tempat di Indonesia, pembangunan mega proyek banyak dilakukan dan terkadang dianggap menggusur keberadaan kampung-kampung lama di perkotaan. Namun tidak semuanya begitu karena contoh di Kampung Kuningan Jakarta menunjukkan bahwa keberadaan atau pembangunan Mega Kuningan bukan menjadi ancaman Kampung Kuningan, tetapi sebagai peluang ceruk pasar,” ujar Sudarmawan.

Menurut alumnus S1 UNS dan S2 Undip ini, dalam perkembangan kota di era global ini seakan lebih banyak memberi kesempatan berkembang dan beraktivitas bagi orang kaya. Namun, ternyata pelaku aktivitas di suatu kawasan ëkayaí tidak hanya mereka yang kaya melainkan masyarakat kalangan rendah, miskin atau kalangan terpinggirkan (sektor informal). Sehingga bila ditata dengan baik kampung-kampung di perkotaan yang banyak dihimpit kawasan Mega Proyek bisa bersinergi dengan baik.

“Penelitian saya, keberadaan Kampung Kuningan dengan Mega Kuningan menunjukkan tidak saling "bunuh" dan punya ruang gerak yang bebas. Kawasan ini tidak hanya aspek sosial budaya tetapi juga sebagai ruang aktivitas ekonomi. Keberadaan masjid, makam dan fasilitas kampung lainnya di sana bukan hanya sebagai tempat ibadah semata melainkan juga sebagai aktivitas kawasan atau sebagai ruang yang betul-betul fungsional,” jelasnya.

Selama 9 tahun terakhir Kampung Kuningan yang seakan dihimpit Mega Kuningan mampu bertahan dan bersinergi baik dengan Mega Kuningan. Para penghuni atau pekerja di Mega Kuningan sangat membutuhkan keberadaan Kampung Kuningan di antaranya untuk kos atau kontrak, membeli makan dan lain sebagainya.

Lulusan pertama program doktor Teknik Arsitektur dan Lingkungan Undip inipun merekomendasikan pada pemerintah agar keberadaan kampung-kampung semacam Kampung Kuningan di kota-kota besar di Indonesia tetap dijaga keberadaannya dan disinergikan dengan mega proyek perkotaan. Pemerintah berkewajiban menata infrastruktur kampung dan menjaga serta memberdayakan kampung agar bisa bersinergi dengan mega proyek perkotaan.

Sumber : Kedaulatan Rakyat

0 komentar:

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008