Solo Center Point Berintegrasi dengan Budaya Setempat
PERKEMBANGAN kota Solo tidak terlepas dengan pendekatan budaya yang humanis. Memperhatikan tradisi masa lalu sebagai konsep yang mengarah pada budaya sebagai pegangan untuk meraih keberhasilan dalam “berarsitektur”. Bukan berarti memperhatikan masa lalu merupakan hal “usang” untuk dibahas, konsep masa lalu sangat identik dengan dengan ikon fisik seperti bangunan tua dan situs peninggalan budaya lama. Dengan demikian, koeksistensi nilai-nilai budaya ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dalam hal ini melihat bangunan Solo Center Point (SCP) penerapan kontekstual dengan budaya sangat diperhatikan. Kontekstual dalam hal ini bukan dilihat dari fasade yang ada, akan tetapi zona-zona ruang yang terbentuk.
Bangunan yang terletak dijalan Slamet Riyadi dengan luas tanah 34000 sqm konsep awalnya dirancang hanya sebagai fasilitas riteil (mall center) akan tetapi mengalami penambahan dan pengurangan fungsi dikarenakan beberapa pertimbangan. Lokasi pembangunan SCP merupakan bekas lahan pusat perbelanjaan modern pertama di Solo yang dibakar pada saat kerusuhan Mei 1998. Bangunan ini berlokasi tepat di depan kampung Lawean, di mana kawasan itu merupakan kampung pembuat batik tertua di kota Solo.
Meskipun terkesan modern, akan tetapi terdapat kontekstualitas pada fasilitas publiknya. Secara fungsi SCP merupakan gabungan mall dengan konsep city walk dan juga ada condotel, apartment diatas, pada area tengahnya terdapat area terbuka/plasa. Tentunya hal ini mempunyai prosentase berbeda dalam fungsinya. Ketiga fungsi bangunan tersebut mempuyai akses terpisah dan sangat memperhatikan kemudahan akses dan privasi pengguna. Penyediaan kebutuhan transportasi dalam area gedung atau fasilitas lainnya dirancang terpisah. Hal ini membuat tidak ada kekawatiran dan menciptakan kenyamanan si pengguna baik itu condotel, apartment ataupun mall.
Untuk apartment berjumlah kurang lebih 100 unit mempunyai akses tersendiri. Pembagian zona ruang jelas nampak pada konsep Solo Center Point. Selain itu juga penghuni apartment disediakan akses langsung untuk bisa menuju zona publik (area city walk atau plasa) dilantai bawah yang aktif 24 jam. Begitu juga area parkir tersedia untuk pemilik apartment dibedakan dalam mengaksesnya. Dan untuk fasilitas penunjang tertentu misalnya kolam renang, gym atau yang lainnya menyatu dengan condotel dan hanya bisa digunakan pemilik apartment dan pengguna condotel.
Untuk interior meskipun terlihat modern akan tetapi ar setempat masih terasa misalnya adanya motif batik berupa lukisan atau lainnya yang ada dalam setiap ruangnya. Gaya hidup yang modern tentunya melekat bagi penghuni apartemen akan tetapi semua akan ternetralisir dengan interaksi sosial yang masih mengutamakan budaya setempat.
Penerapan peraturan daerah menjadi perhatian dalam proyek ini. "Solo Center Point" merupakan bangunan modern yang menonjolkan interaksi sosial dan budaya yang tinggi di mana hal ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan masyarakat Solo, yang salah satunya yaitu wedangan (menikmati minuman hangat) di malam hari”. Desain yang mempunyai publik space untuk menunjang kegiatan berbudaya misalkan adanya plasa ditengah bangunan dan city walk akan menjadi tempat kegiatan budaya masyarakat Solo. Selain itu juga bangunan ini menciptakan interaksi terhadap jalan meskipun kita berada di area bangunan contohnya terdapat balkon diatas yang terbuka dilantai satu dimana disitu merupakan zona jajanan modern.
Bangunan ini juga banyak memanfaatkan keberadaan alam, ini terlihat dengan banyak-nya ruang terbuka dan memaksimalkan penghawaan alami. Dari awal tahap perencanaan sudah terdapat komitmen untuk mengintegrasikan city walk terhadap bangunan, hal ini sesuai dengan pencanangan program pemerintah kota Solo.
SCP merupakan gedung pertama yang mengintegrasikan city walk kedalam desain. Hal ini bisa menjadi contoh baik bagi pengembang lain untuk bisa melakukan pendekatan budaya dalam mendesain. Dari segi arsitektur yang ditonjolkan Solo Center Point adalah proyek ini merupakan gebrakan baru karena menghapuskan barier antara domain privat dan publik, hal ini merupakan integrasi dalam satu komplek.
Sumber : Kompas