Arsitek Tak Sekadar Mendesain
SEMARANG-Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata, Jumat kemarin, menggelar kuliah purnabakti untuk Dr Ir Heinz Frick di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas. Dalam kesempatan tersebut, Heinz mengangkat tema "Pendidikan Arsitektur dan Lingkungan" di hadapan seluruh mahasiswa serta staf pengajar fakultas.
Dia mengatakan, pendidikan arsitektur di perguruan tinggi sekarang banyak mengajarkan pendidikan kognitif saja padahal kebutuhan seorang arsitek tidak hanya itu.
"Arsitek tidak sekadar mendesain tapi juga menerapkan teori dalam praktik yang sebenarnya di lapangan. Dengan begitu, seorang arsitek bisa belajar dari pengalaman langsung yang berguna bagi dirinya dan bukan hanya sekadar teori,"ucapnya.
Dia menjelaskan, dengan praktik langsung di lapangan, perguruan tinggi bisa mencetak seorang arsitek yang terdidik sehingga lulusan tersebut nantinya juga bisa mendidik tukang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Lebih lanjut Heinz menambahkan, arsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang bangunan yang mencakup keseluruhan lingkungan binaan. Pendidikan Arsitektur dapat ditempuh secara formal untuk mendapatkan teori-teori yang secara langsung berkenaan dengan bidang arsitektur.
Kerusakan Alam
Menurut Vitruvius, salah satu tokoh yang berpengaruh dalam dunia arsitektur, lanjut dia, teori merupakan akar dari arsitektur yang dikembangkan melalui praktik.Namun arsitektur dalam perkembangannya menjadi salah satu "kambing hitam" dalam "penyukses" kerusakan lingkungan.
Kerusakan alam, kenaikan air tanah, semakin jarangnnya lahan hijau, menjadi bukti kuat kerusakan alam dan lingkungan yang diakibatkan oleh dunia arsitektur.
Lain halnya dengan arsitektur berbasis lingkungan yang lebih dikenal dengan arsitektur ekologis. Arsitektur ekologis mengedepankan respons bangunan sebagai salah satu karya arsitektur terhadap kondisi lingkungan sekitar, bukan lingkungan merespons bangunan, sehingga bahaya perusakan dapat diminimalisasi atau bahkan dihindari sama sekali.
Dr Ir Heinz Frick lahir di Zurich, Swiss,15 November 1943. Dia menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Teknik Eindhoven tentang pola struktural dan teknik bangunan di Indonesia.
Pakar eco-design dan struktur bangunan ini berkiprah di Unika Soegijapranata sejak 1996 sebagai seseorang yang sangat konsen dalam masalah-masalah ekologi bangunan. Dia bersama rekan-rekan dosen di Unika mendirikan Lembaga Pendidikan Lingkungan Manusia Binaan (LMB).
Sumber : Suara Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar